Sabtu, 18 Desember 2010

7 Kiat Membiasakan Membaca Efektif

1. Membaca = Memahami
Kiat pertama ini diangkat dari “firman imperative” dalam surah pertama Al-Quran, Al-Alaq, yang berbunyi “Iqra”. Menurut pakar tafsir Al-Quran, Dr. M.Quraish Shihab, kata “iqra” ini terambil dari kata “qara’a” yang berarti “menghimpun”. Merujuk ke ayat pertama surah tersebut, membaca sama dengan “menghimpun makna”. Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara jelas baca (membaca) itu diartikan juga sebagai aktifitas “memahami”.

2. Membaca = Memaknai
Membaca dalam arti memahami akan menjadi sangat efektif apabila dalam proses pemahaman itu sang pembaca menyertakan keinginannya atau mencantolkan “apa saja yang dimauinya” ke dalam teks-teks yang dibacanya. Proses memaknai akan memunculkan dorongan dari dalam atau antusiasme yang menggila untuk terus mau membaca.

3. Membaca = Memperluas wawasan yang memperkaya perspektif
Kiat ketiga ini merupakan salah satu contoh memaknai dalam tingkat yang sangat “umum”. Namun, sifat keumuman ini menjadi penting karena sifat kepastiannya (yaitu bila dalam proses membaca itu seseorang mampu menempuh secara benar dua kiat sebelumnya). Bisa jadi, seseorang yang kurang suka membaca buku, agak kesulitan untuk memandang suatu persoalan secara luas dan meninjaunya dari berbagai sudut pandang.

4. Kecintaan membaca = Kecintaan Belajar
Kiat keempat ini merupakan pemupukan atau pembiasaan aktivitas membaca yang memenuhi syarat ketiga kiat sebelum ini. Bagi para pembaca tekun, tumpukan pemahaman, pemaknaan, dan kekayaan ilmu akan membuatnya mencintai aktivitas mulia ini. Ada pepatah Jawa yang menarik, yaitu 'writing tresno jalaran suko kulino'. Dan menurut pakar membaca Mary Leonhardt, kecintaan membaca identik dengan kecintaan untuk mempelajari sesuatu yang baru atau yang akan terjadi.

5. Kita harus gemar membaca agar dapat membaca dengan baik
Pembiasaan – baik membaca yang dipupuk sedikit demi sedikit disertai kesabaran tinggi akan membuahkan suatu kegemaran. Atau, kalau susah sekali memantik minat untuk sungguh-sungguh membaca, ya berusaha-keraslah untuk menggemari aktivitas membaca. Kegemaran akan melahirkan penemuan sutu metode efektif dalam hal membaca sesuai dengan karakter masing-masing pembaca. Misalnya, secara otomatis, seorang pembaca akan tiba-tiba mencatat, memberi tanda, dan mensistematisasi aktivitas membacanya.

6. Membaca dengan baik = menyantap “makanan ruhani”
secara teratur, sebagaimana kita melakukan sarapan pagi, makan siang, diselingi “ngemil” di sore hari, dan akhirnya makan malam.
Ini contoh pemaknaan sederhana atas hasil yang diharapkan lahir dari kiat kelima. Akhirnya toh, sebagaimana pernah disampaikan oleh pujangga Inggris, “We first our habits, then our habits make us”.Pada mulanya, kitalah yang menciptakan kebiasaan. Lama –kelamaan, kebiasaan yang kita ciptkan itulah yang membangun watak kita.

7. Membaca adalah salah satu ektivitas terpenting sepanjang hayat, lebih-lebih lagi di era Internet yang sarat percepatan dan perubahan seperti saat ini.
Kiat terakhir ini semacam sugesti membangkitkan harapan dan semangat. Bagaimana kita mampu mengejar ketinggalan atau menyesuaikan dengan perubahan yang tengah terjadi bila kita enggan belajar terus lewat kegiatan yang paling mudah yaitu membaca?

Selasa, 14 Desember 2010

DUIT = Do'a Usaha Ikhlas Tawakal

Saya berpendapat, bahwa "duit" memang seringkali menjadi pendukung suksesnya kegiatan. Tetapi, DUIT yang ini lebih hebat lagi:
  • D-o'a selalu kita panjatkan kepada Yang Maha Esa
  • U-saha selalu dioptimalkan dengan kondisi dan keterbatasan yang ada
  • I -khlas harus selalu dikedepankan, biar YMK saja yang membalas segala upaya kita
  • T-awakal, setelah semuanya kita lakukan, karena YMK pasti memberi yang terbaik
Mari kita berkarya berasaskan DUIT, insyaalLah, duit pasti akan datang.
-dikutip dari situs perkembangananak.com-